data sydney 6d 2022 paito warna-Segera login Raja data sydney 6d 2022 paito warna, cari link untuk Olympus

login Link 1   login Link 2  login Link 3

data sydney 6d 2022 paito warna juga dikenal karena komitmennya terhadap integritas dan keamanan. Dengan teknologi enkripsi terkini dan sistem keamanan yang ketat, data sydney 6d 2022 paito warna memastikan bahwa setiap transaksi dan informasi pribadi anggota tetap aman dan terlindungi dari akses yang tidak sah.

  • Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengirimi surat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menghapus video viral yang menayangkan aksi perundungan siswa di Binus School Serpong.

    "Untuk memastikan agar identitas ini (pelaku dan korban) tidak terekspos secara luas,data sydney 6d 2022 paito warna kami sudah bersurat ke Kominfo untuk men-take down video yang viral itu," ujar Komisioner KPAI Aris Adi Leksono saat konferensi pers di kantornya, Selasa.

    Video itu dianggap sebagai bentuk kekerasan dan rentan mempengaruhi masa depan pelaku, korban, dan saksi. Video tersebut dikhawatirkan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk melakukan kekerasan yang sama.

    Tak hanya itu, KPAI meminta koordinasi dan pertanggungjawaban keseluruhan pihak yang terlibat dalam penanganan kasus ini. Mulai dari orang tua, aparat hukum, psikolog dan profesi lain.

    Baca juga: KPAI tetap kawal hak pendidikan pelaku perundungan di Binus
    Baca juga: Soal perundungan siswa di Serpong, pihak sekolah fokus pulihkan korban


    Salah satu kekhawatiran KPAI adalah karena jejak digital itu berpotensi menghambat para anak yang terlibat di masa depan.

    "Termasuk juga saat mereka bekerja dan seterusnya. Maka, dari awal kami sampaikan itu, termasuk kepada aparat hukum agar tidak mempublikasi mereka, baik korban, pelaku, maupun saksi," ujar Aris.

    Komisioner KPAI Diyah Puspitarini meminta agar kasus perundungan itu tak dianggap remeh sebab dampaknya tak hanya dirasakan oleh korban melainkan juga oleh para pelaku.

    "Tidak hanya bagi anak yang di-'bully', tetapi juga bagi pelaku. Bahkan, bagi anak-anak yang menyaksikan 'bullying' tersebut serta berdampak bagi sekolah. Dampak dari kasus ini tidak bisa dianggap sepele," kata Diyah.

    Sebagai pengampu klaster anak korban kekerasan fisik/psikis, Diyah berharap kasus ini ditangani secara lebih cepat. Dia juga berharap Pemerintah, Pemerintah Daerah dan lembaga negara lainnya dapat meningkatkan komitmen dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab untuk kasus tersebut.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024